enhipain

do you love me? cw//kissing.


Tidak bisa menahan dahaganya, Jelio berjalan untuk membuka pintu kamar, tubuh Jelio tersentak kecil ketika seseorang tiba-tiba memeluknya dengan erat. Tubuhnya terdorong bersandar pada dinding, pintu kamarnya ditutup dengan kaki seseorang yang sedang memeluknya.

Jelio ingin marah namun ia mendengar isakan kecil dari seseorang yang memeluknya itu. Ternyata Sekala.

Kenapa Sekala bisa ada di depan pintu kamarnya? dan kenapa Sekala menangis?

Dengan perlahan Sekala melepaskan pelukannya lalu menangkup pipi lelaki manis itu. Ia melihat wajah Jelio yang sedang kebingungan.

Jelio juga melihat wajah lelaki tampan di depannya itu, dipenuhi luka memar dan juga matanya yang basah karena air mata.

“sekala kenapa?” tanya Jelio.

“sekala boleh cerita sama jelio?” tanya Sekala balik, Jelio mengangguk sebagai jawaban.

“maaf bikin jelio kaget, sekala juga gak tau kenapa tiba-tiba ada di depan kamar ini. sekala cuma butuh sandaran aja, sekala capek”

Jelio menatap mata Sekala, posisinya masih sama seperti tadi. Jelio yang bersandar di dinding dan Sekala yang berada di hadapannya.

“sekala capek, sekala ngerasa dunia gak adil. maaf kalo jelio mikirnya sekala cengeng, tapi jujur sekala capek. papah selalu bela ega, padahal disini sekala juga anaknya papah. daridulu papah gak pernah peduli sama sekala, papah selalu nyuruh sekala buat ngalah sama ega karena ega itu adiknya sekala”

Jelio merasa kasihan pada Sekala, dengan perlahan ia mengelus surai kehitaman milik pria tampan di hadapannya itu.

“sekala boleh capek kok, sekala juga boleh ngeluh. tapi jangan sampe punya pikiran kalo papah gak sayang sama sekala ya, papah pasti sayang kok sama sekala cuma dia bingung mau nyampeinnya kayak gini” ucap Jelio.

“tapi papah selalu peduli sama ega, papah selalu nyuruh sekala buat ngalah. termasuk ngalah buat perjuangin jelio” ucap Sekala membuat Jelio menghentikan elusannya.

“sekala, papah bener kok. jelio pacarnya segara, saudara kembarnya sekala. jadi jelio minta sekala lupain semua perasaan yang sekala punya buat jelio ya, jelio gak mau sekala sakit hati”

“tapi yang sekala mau cuma jelio”

“di luar sana banyak kok yang kayak jelio, yang suka sama sekala juga banyak tuh. sekala tinggal milih”

Sekala terdiam, keduanya saling menatap satu sama lain. Jangan lupakan kedua tangan Sekala yang masih menangkup pipi si manis.

Jelio menunduk, entahlah ia merasa malu saat ditatap oleh Sekala. Apalagi jantungnya yang berdetak kencang membuatnya semakin takut untuk menatap mata lelaki tampan di hadapannya ini.

“hey, look at me”

Jelio tetap menunduk. “sekala keluar ya, aku mau tidur”

“kalo jelio gak suka sama sekala, coba tatap mata sekala”

Jelio menggeleng, tangan kanan Sekala perlahan mengangkat dagu Jelio. Kedua manik hitam mereka bertemu kembali.

Jelio akui walaupun wajah Sekala dipenuhi oleh luka lebam, ketampanannya tidak berkurang. Sekala sangat tampan di mata Jelio.

Lelaki berambut hitam itu mendekatkan wajahnya ke arah Jelio, saling bertatapan lalu berkata “can i kiss you?” mata Jelio berkedip lucu. “enggak, aku taku-”

Belum sempat melanjutkan ucapannya, kini bibir Jelio sudah diserang oleh bibir Sekala. Lelaki yang sedikit lebih tinggi itu mencium Jelio dengan lembut, Jelio mencoba untuk melepaskan tautannya namun Sekala malah semakin menekan kepalanya untuk memperdalam ciumannya.

Ciuman Sekala sangat lembut membuat Jelio terbuai dan tanpa sadar membalas ciumannya, tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Sekala mengigit kecil bibir bawah Jelio, menyuruhnya untuk membuka mulut agar ia bisa memasukan lidahnya.

Takut ketahuan, Jelio menepuk pelan dada Sekala mencoba memberi kode untuk menghentikannya. Dengan begitu Sekala melepaskan ciumannya dan menatap Jelio yang sedang sibuk meraup udara yang berada di sekitarnya.

“i love you, jelio” bisik Sekala di telinganya.

Jelio terdiam, ia tak tahu harus bereaksi seperti apa. Jantungnya berdetak kencang, kakinya juga lemas.

“i know, you love me too”

“enggak”

“ssttt” Sekala menempekan satu jarinya di bibir Jelio yang basah karena saliva mereka, mengelus pelan bibir bawah Jelio.

“udah malem, tidur ya? sekala mau balik ke kamar. jangan mimpi indah, tidur nyenyak aja” ucap Sekala sembari mengusak rambut Jelio.

Saat Sekala sudah keluar dari kamar, Jelio menggigit bibir bawahnya. Menahan air matanya agar tidak keluar.

#bersih cw//kissing.


Jelio berlari kecil menuju pintu rumahnya hanya sekedar untuk bertemu dengan kekasihnya.

Segara terdiam saat melihat penampilan Jelio, wajahnya pucat dan kantung matanya besar.

“ayo masuk” ucap Jelio sembari menarik lengan Segara agar masuk ke dalam rumahnya.

Baik Segara maupun Jelio enggan membuka suara, membuat suara TV mendominasi di telinga mereka saat ini. Keduanya duduk terdiam di ruang tamu rumah Jelio.

“aku bawain ini buat kamu” Segara menyerahkan satu kotak cheesecake pada Jelio.

“m-makasih”

“aku kesini cuma mau kasih itu doang buat kamu, aku pulang ya”

Segara hendak berdiri namun Jelio menahan tangannya. “maaf”

“ega, maafin aku”

Jelio menunduk, sangat takut untuk sekedar menatap mata kekasihnya.

Namun perlahan lelaki itu berusaha mendongak, membuat Segara terkejut saat melihat hidungnya yang merah, air mata yang mengalir dari ujung matanya dan juga bibir yang bergetar. Kekasihnya, menangis.

“maafin aku ega, aku salah. ega boleh pukul aku”

Segara perlahan menangkup pipi Jelio, mengelus pipinya dengan lembut membuat kekasihnya sedikit lebih tenang.

“jangan nangis, ini salah sekala”

“tapi salah aku juga, aku mau mau aja dicium sama dia. ayo pukul aku ega, aku salah”

“aku gak mau main tangan, sayang. aku emang sakit hati, tapi setelah aku pikir-pikir ini juga salah aku. harusnya aku bilang dari awal kalo aku punya sodara kembar” ucap Segara panjang lebar.

“jadi, ega mau maafin aku?”

Segara tersenyum lembut dan mengangguk “jangan nangis lagi, ega gak suka liat jeli nangis”

“makasih ega, makasih. aku sayang kamu”

“aku juga sayang kamu, jelio. sayang banget”

Kedua manik mata mereka bertemu, Jelio berkedip pelan hingga Segara bisa lihat bagaimana bulu mata lentik kekasihnya membingkai mata indahnya.

Napas Jelio tercekat dan detik itu juga jantungnya berdetak kencang. Tangan Segara mengusap lembut bibir bawah Jelio dan berkata. “izinin aku buat bersihin bekas sekala”

Wajah Jelio memanas, ia mengerti apa yang dimaksud kekasihnya itu.

Mengangguk sebagai jawaban, Segara menyudutkannya ke samping. Membuat punggungnya menubruk pinggiran sofa berwarna coklat tua itu.

Segara perlahan mencium bibir pucat milik kekasihnya, Menyesap bibir atas dan bawah Jelio bergantian guna untuk menghilangkan bekas bibir saudara kembarnya itu. Dengan lidah lelaki yang lebih tinggi itu masuk mengabsen deretan gigi rapih nya, saling bergulat lidah menimbulkan suara-suara ecapan disana.

Segara melepaskan tautannya, mengelus lembut bibir Jelio yang basah karena salivanya. “udah ilang”

Segara dibuat terkejut saat Jelio menubrukkan tubuhnya ke arahnya, melingkarkan kedua lengannya di leher Segara. Menyembunyikan wajahnya sendiri di dada lelaki yang lebih muda beberapa bulan darinya itu.

“makasih ega, dan maaf buat yang kemarin”

Sebelah tangannya ia letakan di pinggang Jelio, sebelahnya lagi ia pakai untuk mengelus belakang kepala kekasihnya.

“gapapa, jangan diulang lagi ya”

Jelio mengangguk dalam pelukannya.

Jelio benci Sekala.

#bersih cw//kissing.


Jelio berlari kecil menuju pintu rumahnya hanya sekedar untuk bertemu dengan kekasihnya.

Segara terdiam saat melihat penampilan Jelio, wajahnya pucat dan kantung matanya besar.

“ayo masuk” ucap Jelio sembari menarik lengan Segara agar masuk ke dalam rumahnya.

Baik Segara maupun Jelio enggan membuka suara, membuat suara TV mendominasi di telinga mereka saat ini. Keduanya duduk terdiam di ruang tamu rumah Jelio.

“aku bawain ini buat kamu” Segara menyerahkan satu kotak cheesecake pada Jelio.

“m-makasih”

“aku kesini cuma mau kasih itu doang buat kamu, aku pulang ya”

Segara hendak berdiri namun Jelio menahan tangannya. “maaf”

“ega, maafin aku”

Jelio menunduk, sangat takut untuk sekedar menatap mata kekasihnya.

Namun perlahan lelaki itu berusaha mendongak, membuat Segara terkejut saat melihat hidungnya yang merah, air mata yang mengalir dari ujung matanya dan juga bibir yang bergetar. Kekasihnya, menangis.

“maafin aku ega, aku salah. ega boleh pukul aku”

Segara perlahan menangkup pipi Jelio, mengelus pipinya dengan lembut membuat kekasihnya sedikit lebih tenang.

“jangan nangis, ini salah sekala”

“tapi salah aku juga, aku mau mau aja dicium sama dia. ayo pukul aku ega, aku salah”

“aku gak mau main tangan, sayang. aku emang sakit hati, tapi setelah aku pikir-pikir ini juga salah aku. harusnya aku bilang dari awal kalo aku punya sodara kembar” ucap Segara panjang lebar.

“jadi, ega mau maafin aku?”

Segara tersenyum lembut dan mengangguk “jangan nangis lagi, ega gak suka liat jeli nangis”

“makasih ega, makasih. aku sayang kamu”

“aku juga sayang kamu, jelio. sayang banget”

Kedua manik mata mereka bertemu, Jelio berkedip pelan hingga Segara bisa lihat bagaimana bulu mata lentik kekasihnya membingkai mata indahnya.

Napas Jelio tercekat dan detik itu juga jantungnya berdetak kencang. Tangan Segara mengusap lembut bibir bawah Jelio dan berkata. “izinin aku buat bersihin bekas sekala”

Wajah Jelio memanas, ia mengerti apa yang dimaksud kekasihnya itu.

Mengangguk sebagai jawaban, Segara menyudutkannya ke samping. Membuat punggungnya menubruk pinggiran sofa berwarna coklat tua itu.

Segara perlahan mencium bibir pucat milik kekasihnya, Menyesap bibir atas dan bawah Jelio bergantian guna untuk menghilangkan bekas bibir saudara kembarnya itu. Dengan lidah lelaki yang lebih tinggi itu masuk mengabsen deretan gigi rapih nya, saling bergulat lidah menimbulkan suara-suara ecapan disana.

Segara melepaskan tautannya, mengelus lembut bibir Jelio yang basah karena salivanya. “udah ilang”

Segara dibuat terkejut saat Jelio menubrukkan tubuhnya ke arahnya, melingkarkan kedua lengannya di leher Segara. Menyembunyikan wajahnya sendiri di dada lelaki yang lebih muda beberapa bulan darinya itu.

“makasih ega, dan maaf buat yang kemarin”

Sebelah tangannya ia letakan di pinggang Jelio, sebelahnya lagi ia pakai untuk mengelus belakang kepala kekasihnya.

“gapapa, jangan diulang lagi ya”

Jelio mengangguk dalam pelukannya.

Jelio benci Sekala.

#salah cium cw // kissing.


Sekala berjalan santai menuju meja yang diduduki oleh si manis incarannya itu.

Berniat untuk meminta maaf karena sudah lancang mengambil fotonya diam-diam.

“ngeselin banget” ucap si manis saat Sekala sudah ada di hadapannya.

“maaf ya karena udah-” Sekala terkejut saat pria manis itu tiba-tiba berdiri dan menggenggam tangannya.

“ayo pulang, keburu hujan”

Sekala dibuat bingung dengan sikap pria mungil di sampingnya ini, teman-temannya pun malah bersorak riang saat Sekala ditarik oleh Jelio keluar dari kantin.

“kamu mau bawa saya kemana?”

“apaan sih ega saya-saya, biasanya juga watashi-watashi”

Sekala mengernyit, Ega? Segara maksudnya?

“kamu ngomong apa sih saya gak ngerti”

“jangan bercanda ega, aku masih degdegan karena liat rambut baru kamu. jangan bikin aku tambah degdegan sama gaya omongan kamu yang ngedadak kayak cowok dingin” ucap Jelio panjang lebar.

Sekala menyunggingkan senyumnya, pria mungil ini sepertinya kekasih Segara?

Dengan lancang, Sekala mengusak rambut Jelio “maaf ya sayang”

“diem, ayo pulang keburu hujan ish”

See? Si manis ini beneran pacarnya Ega.

“iya ayo pulang” Sekala menarik tangan Jelio, membawanya ke parkiran mobil.

“loh ega bawa mobil? biasanya motor”

“takut kamu kehujanan kalo bawa motor”

“biasanya juga walaupun hujan tetep bawa motor, kata kamu lebih romantis kalo sambil hujan-hujanan”

Sekala merasa gemas dengan sosok pria mungil di hadapannya ini, maka dari itu ia mencubit pipi Jelio.

“ishhh sakit ega”

“maaf, kamu lucu banget”

“ih yaudah ayo pulang, mendung nih”

Sekala dengan senang hati membukakan pintu untuk Jelio.

Perjalanan begitu sunyi karena tak ada obrolan disana, Jelio menikmati semilir angin yang masuk dari jendela yang dibiarkan terbuka sedikit. Diam-diam Sekala mengamati dari sudut matanya. Mengagumi wajah dari kekasih kembarannya itu.

“rumah kamu dimana?”

“huh?”

“rumah kamu dimana?” ulangnya.

“ega, kamu lupa rumah aku?”

Sekala meringis, melupakan fakta kalau sekarang ia sedang menyamar sebagai Segara.

“aku ambil jalur mobil, jadi aku lupa ini harus kemana lagi sayang”

“oh gitu”

Jelio yang begitu polos tidak menyadari bahwa yang berada di sampingnya itu bukanlah kekasihnya, memberi petunjuk jalan menuju arah rumahnya.

30 menit berlalu, mobil Sekala berhenti di depan rumah Jelio. Dia menarik rem tangan, mengubah posisi duduk menghadap si manis.

Jelio juga melakukan hal yang sama, keduanya tersenyum. Sekala mengulurkan tangannya, merapihkan rambut Jelio yang sedikit berantakan.

“sudah sampai”

Jelio mengangguk “aku pulang dulu ya, kamu hati-hati di jalan”

Saat Jelio akan membuka pintu mobil, Sekala menahan tangannya.

“kenapa?”

Sekala tidak menjawab, tangannya menangkup kedua pipi Jelio. Mencondongkan badan, lalu mengecup kening si manis.

Pipinya memanas, Jelio tahu kalau Segara sikapnya memang semanis ini tapi entahlah ia rasa hari ini sikap Segara sedikit berbeda.

“makasih, hari ini aku seneng banget bisa ketemu kamu”

Jelio mengangguk, tangannya mengelus punggung tangan Sekala yang masih berada di pipinya.

“samasama, aku juga seneng hari ini”

Manik kedua mata mereka bertemu, Diusap lembut pipi Jelio. Sekala mendekatkan wajahnya hanya untuk mencuri satu kecupan pada bibir si imut.

Jelio sedikit terkejut namun kemudian ia tertawa.

Sekala tidak bisa menahan rasa gemasnya, ia membawa bibir mereka kembali lagi bertemu.

Sebelum akhirnya menjadi lumatan lembut, wajah Jelio jelas sudah dalam rengkuhan tangan Sekala, sementara tangannya sendiri berada di depan dada sang dominan.

Sekala tersenyum disela-sela ciumannya, ibu jarinya menarik pelan dagu si manis mengisyaratkan agar Jelio membuka sedikit mulutnya untuk memberi jalan lidahnya masuk.

Tangan Jelio berpindah melingkari leher Sekala, menjambak pelan rambut hitam lelaki itu kala ia memperdalam ciumannya.

Kedua pasang mata itu sama-sama terpejam, menikmati setiap detiknya.

“Eunghh” satu lenguhan lolos, membuat Jelio terkejut karena ulahnya sendiri.

Keduanya membuka mata, Jelio buru-buru melepas tautan bibir mereka berdua.

Bukannya berhenti, Bibir Sekala malah turun menyusuri leher si manis. memberikan ciuman-ciuman serta lumatan kecil disana.

“eunghh ega, stop” ‍Satu tangan Jelio mendorong dada Sekala untuk menjauh. “jangan ya”

Sempat terdiam beberapa saat sebelum akhirnya Sekala mengangguk paham, ia kelepasan “maaf, maaf aku kelepasan”

“gapapa, aku pulang dulu ya. kamu hati-hati di jalan, jangan ngebut”

“iya”

“dadah”

Jelio keluar dari mobil Sekala dan berlari menuju rumahnya.

Sekala tak henti-hentinya tersenyum di dalam mobil, ternyata Segara jago juga dalam memilih pacar.

#salah cium cw // kissing.


Sekala berjalan santai menuju meja yang diduduki oleh si manis incarannya itu.

Berniat untuk meminta maaf karena sudah lancang mengambil fotonya diam-diam.

“ngeselin banget” ucap si manis saat Sekala sudah ada di hadapannya.

“maaf ya karena udah-” Sekala terkejut saat pria manis itu tiba-tiba berdiri dan menggenggam tangannya.

“ayo pulang, keburu hujan”

Sekala dibuat bingung dengan sikap pria mungil di sampingnya ini, teman-temannya pun malah bersorak riang saat Sekala ditarik oleh Jelio keluar dari kantin.

“kamu mau bawa saya kemana?”

“apaan sih ega saya-saya, biasanya juga watashi-watashi”

Sekala mengernyit, Ega? Segara maksudnya?

“kamu ngomong apa sih saya gak ngerti”

“jangan bercanda ega, aku masih degdegan karena liat rambut baru kamu. jangan bikin aku tambah degdegan sama gaya omongan kamu yang ngedadak kayak cowok dingin” ucap Jelio panjang lebar.

Sekala menyunggingkan senyumnya, pria mungil ini sepertinya kekasih Segara?

Dengan lancang, Sekala mengusak rambut Jelio “maaf ya sayang”

“diem, ayo pulang keburu hujan ish”

See? Si manis ini beneran pacarnya Ega.

“iya ayo pulang” Sekala menarik tangan Jelio, membawanya ke parkiran mobil.

“loh ega bawa mobil? biasanya motor”

“takut kamu kehujanan kalo bawa motor”

“biasanya juga walaupun hujan tetep bawa motor, kata kamu lebih romantis kalo sambil hujan-hujanan”

Sekala merasa gemas dengan sosok pria mungil di hadapannya ini, maka dari itu ia mencubit pipi Jelio.

“ishhh sakit ega”

“maaf, kamu lucu banget”

“ih yaudah ayo pulang, mendung nih”

Sekala dengan senang hati membukakan pintu untuk Jelio.

Perjalanan begitu sunyi karena tak ada obrolan disana, Jelio menikmati semilir angin yang masuk dari jendela yang dibiarkan terbuka sedikit. Diam-diam Sekala mengamati dari sudut matanya. Mengagumi wajah dari kekasih kembarannya itu.

“rumah kamu dimana?”

“huh?”

“rumah kamu dimana?” ulangnya.

“ega, kamu lupa rumah aku?”

Sekala meringis, melupakan fakta kalau sekarang ia sedang menyamar sebagai Segara.

“aku ambil jalur mobil, jadi aku lupa ini harus kemana lagi sayang”

“oh gitu”

Jelio yang begitu polos tidak menyadari bahwa yang berada di sampingnya itu bukanlah kekasihnya, memberi petunjuk jalan menuju arah rumahnya.

30 menit berlalu, mobil Sekala berhenti di depan rumah Jelio. Dia menarik rem tangan, mengubah posisi duduk menghadap si manis.

Jelio juga melakukan hal yang sama, keduanya tersenyum. Sekala mengulurkan tangannya, merapihkan rambut Jelio yang sedikit berantakan.

“sudah sampai”

Jelio mengangguk “aku pulang dulu ya, kamu hati-hati di jalan”

Saat Jelio akan membuka pintu mobil, Sekala menahan tangannya.

“kenapa?”

Sekala tidak menjawab, tangannya menangkup kedua pipi Jelio. Mencondongkan badan, lalu mengecup kening si manis.

Pipinya memanas, Jelio tahu kalau Segara sikapnya memang semanis ini tapi entahlah ia rasa hari ini sikap Segara sedikit berbeda.

“makasih, hari ini aku seneng banget bisa ketemu kamu”

Jelio mengangguk, tangannya mengelus punggung tangan Sekala yang masih berada di pipinya.

“samasama, aku juga seneng hari ini”

Manik kedua mata mereka bertemu, Diusap lembut pipi Jelio. Sekala mendekatkan wajahnya hanya untuk mencuri satu kecupan pada bibir si imut.

Jelio sedikit terkejut namun kemudian ia tertawa.

Sekala tidak bisa menahan rasa gemasnya, ia membawa bibir mereka kembali lagi bertemu.

Sebelum akhirnya menjadi lumatan lembut, wajah Jelio jelas sudah dalam rengkuhan tangan Sekala, sementara tangannya sendiri berada di depan dada sang dominan.

Sekala tersenyum disela-sela ciumannya, ibu jarinya menarik pelan dagu si manis mengisyaratkan agar Jelio membuka sedikit mulutnya untuk memberi jalan lidahnya masuk.

Tangan Jelio berpindah melingkari leher Sekala, menjambak pelan rambut hitam lelaki itu kala ia memperdalam ciumannya.

Kedua pasang mata itu sama-sama terpejam, menikmati setiap detiknya.

“Eunghh” satu lenguhan lolos, membuat Jelio terkejut karena ulahnya sendiri.

Keduanya membuka mata, Jelio buru-buru melepas tautan bibir mereka berdua.

Bukannya berhenti, Bibir Sekala malah turun menyusuri leher si manis. memberikan ciuman-ciuman serta lumatan kecil disana.

“eunghh ega, stop” ‍Satu tangan Jelio mendorong dada Sekala untuk menjauh. “jangan ya”

Sempat terdiam beberapa saat sebelum akhirnya Sekala mengangguk paham, ia kelepasan “maaf, maaf aku kelepasan”

“gapapa, aku pulang dulu ya. kamu hati-hati di jalan, jangan ngebut”

“iya”

“dadah”

Jelio keluar dari mobil Sekala dan berlari menuju rumahnya.

Sekala tak henti-hentinya tersenyum di dalam mobil, ternyata Segara jago juga dalam memilih pacar.

#putus


Jefan jalan tergesa-gesa untuk menemui Rigel, ia takut ibunya akan mencarinya jika terlalu lama berada di luar.

Lelaki mungil itu masuk ke dalam mobil Rigel, disana ia melihat Rigel sedang memejamkan matanya.

“kak rigel kalo bobo harusnya dikunci aja pintu mobilnya, ntar kalo ada orang jahat masuk gimana?”

“aku sengaja gak kunci pintunya biar kamu bisa langsung masuk”

“kalo tadi bukan aku yang masuk gimana kak? malah orang jahat yang masuk terus apa-apain kakak?”

Rigel tidak menjawab, ia bangkit dan menarik Jefan untuk masuk ke dalam pelukannya.

Jefan mengerti, Rigel saat ini sedang merasa lelah. Maka dari itu ia mengelus lembut punggung Rigel guna menenangkannya.

“kak rigel kenapa?”

“kangen papah”

“o-oh gitu ya”

“maaf ya aku tiba-tiba peluk kamu gini, aku gak maksud buat miripin kamu-”

“gapapa kak, aku ngerti kok. peluk aku sepuasnya kak” ucap Jefan tak membiarkan Rigel untuk meneruskan ucapannya.

Rigel menyamankan pelukannya, ia bersyukur bisa bertemu dengan anak baik seperti Jefan.

tok tok tok.

Dua-duanya terkejut saat pintu mobil diketuk keras.

Jefan terkejut lagi saat tau siapa oknum yang mengetuk pintu mobil Rigel, Mamanya.

Naura terlihat sangat marah.

Dengan tenang, Rigel membuka pintu mobil. Sekedar untuk menemui Naura di luar sana dan bicara baik-baik.

Namun Jefan menahan tangannya “jangan kak”

Rigel tersenyum “gapapa sayang, gak baik kalo kita terus-terusan sembunyiin hubungan kita. cepat atau lambat mama kamu bakal tau”

“takut kak”

“jefan, mama kamu baik kan?” tanya Rigel, Jefan mengangguk.

“kalo gitu ayo keluar, jangan takut. kita omongin baik-baik”

Dengan berat hati Jefan keluar dari mobil untuk menemui mamanya.

“bu naura-”

plak.

Dalam hitungan detik wajah Rigel menoleh ke kanan, pipinya panas. Tamparan yang Naura berikan ternyata cukup keras.

“berani sekali kamu deketin anak saya!”

“ma”

“jangan dekati anak saya, anak saya anak yang baik. jangan kamu sakiti dia”

“saya gak sakiti anak ibu, saya sayang sama jefan bu”

“bullshit, kamu sama saja dengan ayah kamu. omong kosong”

“ayah saya memang bersalah, tapi jangan samakan saya dengan dia bu”

“ayah kamu brengsek, kamu pasti sama saja seperti ayah kamu”

Rigel mengepalkan tangannya, ayahnya memang brengsek namun ia tidak begitu.

“ma udah ma”

“diem jefan, kalian pacaran kan?”

Jefan terdiam, ia terlalu takut untuk menjawab.

“jawab jefan!”

“i-iya ma”

“kalo gitu putusin dia sekarang juga”

Jefan mendongak, ia menggeleng keras.

“gak mau ma, aku sayang sama kak rigel”

“suatu saat nanti kamu bakal nyesel ngomong kayak gini jefan, dia itu sama kayak ayahnya. tukang selingkuh, pengkhianat”

“ma!”

“apa jefan?! kamu mau jadi anak durhaka iya? bela anak tukang selingkuh kayak si karel?!”

“kak rigel orang baik ma, dia gak kayak ayahnya”

“kamu udah dibutain sama dia ya, buka mata kamu jefan. dia itu jahat kayak ayahnya” ucap Naura sembari menunjuk wajah Rigel.

“enggak ma! kak rigel itu laki-laki yang baik”

“pulang!” Naura menarik paksa tangan Jefan.

“gak mau ma”

“pulang jefan! mau jadi anak durhaka?!”

Jefan melirik Rigel, bahkan di saat seperti ini pria tinggi itu masih bisa tersenyum sembari mengangguk. Memberi isyarat agar Jefan mau pulang.

“pulang!”

Naura menarik Jefan menjauh dari sana, membawa anak semata wayangnya untuk pulang.

Rigel meneteskan air matanya saat melihat Jefan dan Naura sudah menghilang dari pandangannya.

#diam-diam

tw//kissing.


Jefan sudah berada di dalam mobil Rigel, tidak ada obrolan disana.

Lelaki mungil itu sudah kehilangan moodnya karena info kecelakaan tadi.

Matanya juga sembab karena menangisi berita tidak jelas itu, ia kira yang mengalami kecelakaan tadi adalah Rigel.

Sang dominan yang menyadari sikap Jefan, melajukan mobilnya dengan sangat pelan.

“kok pelan banget kak?”

“takut kamu makin nangis”

“aku gak nangis kak”

“mata kamu gak bisa bohong”

“aku gak nangis kak beneran, aku cuma kepikiran aja sama kecelakaan tadi. ku kira itu kak rigel”

“saya gapapa jefan”

“iya kak, syukur kalo gitu”

Rigel menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang sedikit sepi, Membuat pria mungil yang ada di sebelahnya mengernyit bingung.

“kok berhenti kak?”

“saya bingung mau bawa kamu kemana”

Jefan mengerjap-ngerjapkan matanya, lantas mengapa Rigel mengajaknya untuk pergi keluar kalau tujuannya saja ia tak tahu.

“aneh deh kak rigel, kirain ada tujuan”

“tadinya saya mau ngajak kamu ke cafe yang baru saja buka, tapi sayangnya itu di rooftop dan sekarang lagi hujan. saya gak mau kamu kehujanan”

“yaudah kak kita diem aja disini”

“gapapa?”

“gapapa kok”

Dengan lancang, Rigel menangkup pipi Jefan. Hanya sekedar untuk menghapus air mata yang menempel di pipinya.

Mengelus pelan pipi lembut itu guna menenangkan pria mungil di hadapannya ini.

“jangan nangis jefan, saya gapapa. buktinya saya ada di sebelah kamu kan?”

Jefan mengangguk.

Rigel menatap mata Jefan, tangannya masih setia mengelus pipi Jefan dengan lembut.

Terlalu terbuai dengan tatapan polos yang terpancar dari mata Jefan. Rigel memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya, tindakan itu membuat Jefan kelabakan.

Wajah mereka begitu dekat, Bahkan Jefan bisa merasakan nafas hangat dari lelaki yang lebih tua beberapa tahun darinya itu.

Rigel menempelkan bibirnya, Jefan memejamkan matanya. Menerima semua debaran dan sengatan dari perbuatan Rigel yang menurutnya sangat tiba-tiba.

Hanya menempel namun Rigel memberanikan diri untuk melumat lembut bibir Jefan.

Jefan yang awalnya terkejut lama kelamaan mulai terbuai oleh permainan lidah Rigel. Ia pun mengalungkan tangannya di belakang leher Rigel sembari meremas pelan rambut hitam milik lelaki yang tengah menciumnya.

Sadar apa yang telah ia perbuat sudah kelewatan, Rigel pun melepaskan ciuman mereka lalu berkata “maaf jefan, maafkan saya udah kelewatan sama kamu. kamu bisa tampar saya”

Jefan tidak menjawab, ia masih terkejut dengan kejadian tadi.

“jefan, maafkan saya. tampar saya jefan”

Rigel meraih tangan Jefan untuk ia arahkan ke pipinya.

“tampar saya, saya udah kelewatan sama kamu. maafkan saya”

Bukannya menampar, Jefan malah mengelus lembut pipi Rigel “aku gapapa kak, jangan minta maaf terus”

“tapi saya udah kelewatan sama kamu, saya lancang”

Jefan tersenyum, menurutnya. Rigel adalah pria yang sangat baik.

“gak kak, kakak gak salah kok. udah ya”

Rigel menggenggam tangan Jefan yang masih setia berada di pipinya.

“i love you”

Jefan menghentikan elusannya pada pipi Rigel.

“kak?”

“i love you, jefan. saya sayang sama kamu, maaf kalo selama ini kamu mikir saya baik sama kamu garagara kamu mirip papah saya”

Jefan terdiam, ia masih menunggu Rigel untuk melanjutkan ucapannya.

“saya beneran sayang sama kamu, saya suka sama kamu sejak kita pertama kali ketemu. kamu anak yang baik, kamu rela kerja keras buat bayar biaya oprasi dan perawatan ibu kamu selama di rumah sakit. saya suka sama kepribadian kamu, terlalu bodoh kalo saya gak perjuangin kamu. so..”

“i love you, jefan. let me be your boyfriend, please?”

Jefan bingung, ia ingin menerima Rigel namun ia takut mamanya akan marah.

“jangan khawatir, kita bisa sembunyiin hubungan kita dari mama kamu”

“kak, aku takut”

“jangan takut, kita jalanin hubungan kita diem-diem”

“gak akan ketauan kan kak?”

“gak akan”

“yaudah”

“yaudah apa?”

“yaudah iya”

“iya apa jefan?”

“iya boleh, aku izinin kakak jadi pacarku ish”

Rigel terkekeh sembari mencubit pipi Jefan gemas “hahaha gemes banget sih pacar saya”

Jefan tersenyum, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Rigel menjadi kekasihnya.

Jefan berdoa semoga mamanya tidak mengetahui hubungan mereka berdua.

#diam diam

tw//kissing.


Jefan sudah berada di dalam mobil Rigel, tidak ada obrolan disana.

Lelaki mungil itu sudah kehilangan moodnya karena info kecelakaan tadi.

Matanya juga sembab karena menangisi berita tidak jelas itu, ia kira yang mengalami kecelakaan tadi adalah Rigel.

Sang dominan yang menyadari sikap Jefan, melajukan mobilnya dengan sangat pelan.

“kok pelan banget kak?”

“takut kamu makin nangis”

“aku gak nangis kak”

“mata kamu gak bisa bohong”

“aku gak nangis kak beneran, aku cuma kepikiran aja sama kecelakaan tadi. ku kira itu kak rigel”

“saya gapapa jefan”

“iya kak, syukur kalo gitu”

Rigel menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang sedikit sepi, Membuat pria mungil yang ada di sebelahnya mengernyit bingung.

“kok berhenti kak?”

“saya bingung mau bawa kamu kemana”

Jefan mengerjap-ngerjapkan matanya, lantas mengapa Rigel mengajaknya untuk pergi keluar kalau tujuannya saja ia tak tahu.

“aneh deh kak rigel, kirain ada tujuan”

“tadinya saya mau ngajak kamu ke cafe yang baru saja buka, tapi sayangnya itu di rooftop dan sekarang lagi hujan. saya gak mau kamu kehujanan”

“yaudah kak kita diem aja disini”

“gapapa?”

“gapapa kok”

Dengan lancang, Rigel menangkup pipi Jefan. Hanya sekedar untuk menghapus air mata yang menempel di pipinya.

Mengelus pelan pipi lembut itu guna menenangkan pria mungil di hadapannya ini.

“jangan nangis jefan, saya gapapa. buktinya saya ada di sebelah kamu kan?”

Jefan mengangguk.

Rigel menatap mata Jefan, tangannya masih setia mengelus pipi Jefan dengan lembut.

Terlalu terbuai dengan tatapan polos yang terpancar dari mata Jefan. Rigel memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya, tindakan itu membuat Jefan kelabakan.

Wajah mereka begitu dekat, Bahkan Jefan bisa merasakan nafas hangat dari lelaki yang lebih tua beberapa tahun darinya itu.

Rigel menempelkan bibirnya, Jefan memejamkan matanya. Menerima semua debaran dan sengatan dari perbuatan Rigel yang menurutnya sangat tiba-tiba.

Hanya menempel namun Rigel memberanikan diri untuk melumat lembut bibir Jefan.

Jefan yang awalnya terkejut lama kelamaan mulai terbuai oleh permainan lidah Rigel. Ia pun mengalungkan tangannya di belakang leher Rigel sembari meremas pelan rambut hitam milik lelaki yang tengah menciumnya.

Sadar apa yang telah ia perbuat sudah kelewatan, Rigel pun melepaskan ciuman mereka lalu berkata “maaf jefan, maafkan saya udah kelewatan sama kamu. kamu bisa tampar saya”

Jefan tidak menjawab, ia masih terkejut dengan kejadian tadi.

“jefan, maafkan saya. tampar saya jefan”

Rigel meraih tangan Jefan untuk ia arahkan ke pipinya.

“tampar saya, saya udah kelewatan sama kamu. maafkan saya”

Bukannya menampar, Jefan malah mengelus lembut pipi Rigel “aku gapapa kak, jangan minta maaf terus”

“tapi saya udah kelewatan sama kamu, saya lancang”

Jefan tersenyum, menurutnya. Rigel adalah pria yang sangat baik.

“gak kak, kakak gak salah kok. udah ya”

Rigel menggenggam tangan Jefan yang masih setia berada di pipinya.

“i love you”

Jefan mengentikan elusannya pada pipi Rigel.

“kak?”

“i love you, jefan. saya sayang sama kamu, maaf kalo selama ini kamu mikir saya baik sama kamu garagara kamu mirip papah saya”

Jefan terdiam, ia masih menunggu Rigel untuk melanjutkan ucapannya.

“saya beneran sayang sama kamu, saya suka sama kamu sejak kita pertama kali ketemu. kamu anak yang baik, kamu rela kerja keras buat bayar biaya oprasi dan perawatan ibu kamu selama di rumah sakit. saya suka sama kepribadian kamu, terlalu bodoh kalo saya gak perjuangin kamu. so..”

“i love you, jefan. let me be your boyfriend, please?”

Jefan bingung, ia ingin menerima Rigel namun ia takut mamanya akan marah.

“jangan khawatir, kita bisa sembunyiin hubungan kita dari mama kamu”

“kak, aku takut”

“jangan takut, kita jalanin hubungan kita diem-diem”

“gak akan ketauan kan kak?”

“gak akan”

“yaudah”

“yaudah apa?”

“yaudah iya”

“iya apa jefan?”

“iya boleh, aku izinin kakak jadi pacarku ish”

Rigel terkekeh sembari mencubit pipi Jefan gemas “hahaha gemes banget sih pacar saya”

Jefan tersenyum, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Rigel menjadi kekasihnya.

Jefan berdoa semoga mamanya tidak mengetahui hubungan mereka berdua.

#keributan

-

jefan

jefan

jefan

Jefan merasa merinding. Ntahlah selama ia bekerja, seperti ada yang memanggil-manggil namanya.

“jefan”

“hey”

Pria mungil itu terkejut saat seseorang menepuk bahunya.

“astaga kaget banget”

“kamu kenapa jefan?”

“loh? kak rigel? kakak ngapain disini?”

“mau ketemu kamu”

“kakak mau pesen apa?” tanya Jefan.

“saya cuma mau ketemu kamu” jawab Rigel.

“o-oh gitu ya hehe”

“kamu kenapa jefan? gelisah banget daritadi”

“gapapa kak, mungkin aku lagi capek aja jadi ngerasa kayak ada yang bisikin”

Jefan menyuruh Rigel untuk duduk di salah satu meja cafe yang kosong, cafe malam ini sangat ramai sehingga Jefan harus bolak balik untuk mengantar pesanan.

“capek banget ya?” tanya Rigel saat Jefan sudah duduk di hadapannya dengan membawa 1 americano dan 1 tiramisu.

“ya gitu deh, namanya juga kerja kak pasti capek”

eh itu si rigel bukan sih? samperin yuk

ngapain, buang buang waktu lo nyapa anak haram

tai hahaha jahat banget omongan lo

lah emang bener kan si rigel anak haram

Jefan dan Rigel mendengar semua obrolan dari tiga orang yang tak jauh dari mejanya.

Jefan tak tega saat melihat raut wajah Rigel yang terlihat sangat sedih, maka dari itu ia berdiri sembari membawa americano milik Rigel.

byur!

Jefan menyiram salah satu pria yang menghina Rigel dengan americano 1 gelas penuh.

“APA APAAN NIH?! GAK SOPAN BANGET”

“LO YANG GAK SOPAN, APA HAK LO NGATAIN ORANG DENGAN SEBUTAN ANAK HARAM HAH?!”

“kenapa lo yang marah? rigelnya aja diem tuh, dia sadar diri kalo dia anak haram”

plak!

Jefan menampar pipi pria tersebut.

“minta maaf sekarang juga”

Pria itu mengepalkan tangannya, berniat untuk meninju wajah Jefan namun tangannya ditahan oleh Rigel.

“santai bro jangan main tonjok aja, tempat umum nih” ucap Rigel dengan nada yang tenang.

“dia udah nampar sama nyiram gue anjing, gak bisa gue biarin”

“yaudah lo berantem sama gue sini”

“brengsek anak haram, jauh jauh lo”

“MULUT LO KURANG AJAR BANGET, DIA BUKAN ANAK HARAM. MINTA MAAF-”

“Jefan! ada apa ini?!”

mati aku.

Jefan terdiam, pasti ia akan dimarahi abis-abisan oleh bosnya.

#keributan

-

jefan

jefan

jefan

Jefan merasa merinding. Ntahlah selama ia bekerja, seperti ada yang memanggil-manggil namanya.

“jefan”

“hey”

Pria mungil itu terkejut saat seseorang menepuk bahunya.

“astaga kaget banget”

“kamu kenapa jefan?”

“loh? kak rigel? kakak ngapain disini?”

“mau ketemu kamu”

“kakak mau pesen apa?” tanya Jefan.

“saya cuma mau ketemu kamu” jawab Rigel.

“o-oh gitu ya hehe”

“kamu kenapa jefan? gelisah banget daritadi”

“gapapa kak, mungkin aku lagi capek aja jadi ngerasa kayak ada yang bisikin”

Jefan menyuruh Rigel untuk duduk di salah satu meja cafe yang kosong, cafe malam ini sangat ramai sehingga Jefan harus bolak balik untuk mengantar pesanan.

“capek banget ya?” tanya Rigel saat Jefan sudah duduk di hadapannya dengan membawa 1 americano dan 1 tiramisu.

“ya gitu deh, namanya juga kerja kak pasti capek”

eh itu si rigel bukan sih? samperin yuk

ngapain, buang buang waktu lo nyapa anak haram

tai hahaha jahat banget omongan lo

lah emang bener kan si rigel anak haram

Jefan dan Rigel mendengar semua obrolan dari tiga orang yang tak jauh dari mejanya.

Jefan tak tega saat melihat raut wajah Rigel yang terlihat sangat sedih, maka dari itu ia berdiri sembari membawa americano milik Rigel.

byur!

Jefan menyiram salah satu pria yang menghina Rigel dengan americano 1 gelas penuh.

“APA APAAN NIH?! GAK SOPAN BANGET”

“LO YANG GAK SOPAN, APA HAK LO NGATAIN ORANG DENGAN SEBUTAN ANAK HARAM HAH?!”

“kenapa lo yang marah? rigelnya aja diem tuh, dia sadar diri kalo dia anak haram”

plak!

Jefan menampar pipi pria tersebut.

“minta maaf sekarang juga”

Pria itu mengepalkan tangannya, berniat untuk meninju wajah Jefan namun tangannya ditahan oleh Rigel.

“santai bro jangan main tonjok aja, tempat umum nih” ucap Rigel dengan nada yang tenang.

“dia udah nampar sama nyiram gue anjing, gak bisa gue biarin”

“yaudah lo berantem sama gue sini”

“brengsek anak haram, jauh jauh lo”

“MULUT LO KURANG AJAR BANGET, DIA BUKAN ANAK HARAM. MINTA MAAF-”

“Jefan! ada apa ini?!”

mati aku.

Jefan terdiam, pasti ia akan dimarahi abis-abisan oleh bosnya.