#diam-diam

tw//kissing.


Jefan sudah berada di dalam mobil Rigel, tidak ada obrolan disana.

Lelaki mungil itu sudah kehilangan moodnya karena info kecelakaan tadi.

Matanya juga sembab karena menangisi berita tidak jelas itu, ia kira yang mengalami kecelakaan tadi adalah Rigel.

Sang dominan yang menyadari sikap Jefan, melajukan mobilnya dengan sangat pelan.

“kok pelan banget kak?”

“takut kamu makin nangis”

“aku gak nangis kak”

“mata kamu gak bisa bohong”

“aku gak nangis kak beneran, aku cuma kepikiran aja sama kecelakaan tadi. ku kira itu kak rigel”

“saya gapapa jefan”

“iya kak, syukur kalo gitu”

Rigel menghentikan mobilnya di pinggir jalan yang sedikit sepi, Membuat pria mungil yang ada di sebelahnya mengernyit bingung.

“kok berhenti kak?”

“saya bingung mau bawa kamu kemana”

Jefan mengerjap-ngerjapkan matanya, lantas mengapa Rigel mengajaknya untuk pergi keluar kalau tujuannya saja ia tak tahu.

“aneh deh kak rigel, kirain ada tujuan”

“tadinya saya mau ngajak kamu ke cafe yang baru saja buka, tapi sayangnya itu di rooftop dan sekarang lagi hujan. saya gak mau kamu kehujanan”

“yaudah kak kita diem aja disini”

“gapapa?”

“gapapa kok”

Dengan lancang, Rigel menangkup pipi Jefan. Hanya sekedar untuk menghapus air mata yang menempel di pipinya.

Mengelus pelan pipi lembut itu guna menenangkan pria mungil di hadapannya ini.

“jangan nangis jefan, saya gapapa. buktinya saya ada di sebelah kamu kan?”

Jefan mengangguk.

Rigel menatap mata Jefan, tangannya masih setia mengelus pipi Jefan dengan lembut.

Terlalu terbuai dengan tatapan polos yang terpancar dari mata Jefan. Rigel memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya, tindakan itu membuat Jefan kelabakan.

Wajah mereka begitu dekat, Bahkan Jefan bisa merasakan nafas hangat dari lelaki yang lebih tua beberapa tahun darinya itu.

Rigel menempelkan bibirnya, Jefan memejamkan matanya. Menerima semua debaran dan sengatan dari perbuatan Rigel yang menurutnya sangat tiba-tiba.

Hanya menempel namun Rigel memberanikan diri untuk melumat lembut bibir Jefan.

Jefan yang awalnya terkejut lama kelamaan mulai terbuai oleh permainan lidah Rigel. Ia pun mengalungkan tangannya di belakang leher Rigel sembari meremas pelan rambut hitam milik lelaki yang tengah menciumnya.

Sadar apa yang telah ia perbuat sudah kelewatan, Rigel pun melepaskan ciuman mereka lalu berkata “maaf jefan, maafkan saya udah kelewatan sama kamu. kamu bisa tampar saya”

Jefan tidak menjawab, ia masih terkejut dengan kejadian tadi.

“jefan, maafkan saya. tampar saya jefan”

Rigel meraih tangan Jefan untuk ia arahkan ke pipinya.

“tampar saya, saya udah kelewatan sama kamu. maafkan saya”

Bukannya menampar, Jefan malah mengelus lembut pipi Rigel “aku gapapa kak, jangan minta maaf terus”

“tapi saya udah kelewatan sama kamu, saya lancang”

Jefan tersenyum, menurutnya. Rigel adalah pria yang sangat baik.

“gak kak, kakak gak salah kok. udah ya”

Rigel menggenggam tangan Jefan yang masih setia berada di pipinya.

“i love you”

Jefan menghentikan elusannya pada pipi Rigel.

“kak?”

“i love you, jefan. saya sayang sama kamu, maaf kalo selama ini kamu mikir saya baik sama kamu garagara kamu mirip papah saya”

Jefan terdiam, ia masih menunggu Rigel untuk melanjutkan ucapannya.

“saya beneran sayang sama kamu, saya suka sama kamu sejak kita pertama kali ketemu. kamu anak yang baik, kamu rela kerja keras buat bayar biaya oprasi dan perawatan ibu kamu selama di rumah sakit. saya suka sama kepribadian kamu, terlalu bodoh kalo saya gak perjuangin kamu. so..”

“i love you, jefan. let me be your boyfriend, please?”

Jefan bingung, ia ingin menerima Rigel namun ia takut mamanya akan marah.

“jangan khawatir, kita bisa sembunyiin hubungan kita dari mama kamu”

“kak, aku takut”

“jangan takut, kita jalanin hubungan kita diem-diem”

“gak akan ketauan kan kak?”

“gak akan”

“yaudah”

“yaudah apa?”

“yaudah iya”

“iya apa jefan?”

“iya boleh, aku izinin kakak jadi pacarku ish”

Rigel terkekeh sembari mencubit pipi Jefan gemas “hahaha gemes banget sih pacar saya”

Jefan tersenyum, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Rigel menjadi kekasihnya.

Jefan berdoa semoga mamanya tidak mengetahui hubungan mereka berdua.