do you love me? cw//kissing.
Tidak bisa menahan dahaganya, Jelio berjalan untuk membuka pintu kamar, tubuh Jelio tersentak kecil ketika seseorang tiba-tiba memeluknya dengan erat. Tubuhnya terdorong bersandar pada dinding, pintu kamarnya ditutup dengan kaki seseorang yang sedang memeluknya.
Jelio ingin marah namun ia mendengar isakan kecil dari seseorang yang memeluknya itu. Ternyata Sekala.
Kenapa Sekala bisa ada di depan pintu kamarnya? dan kenapa Sekala menangis?
Dengan perlahan Sekala melepaskan pelukannya lalu menangkup pipi lelaki manis itu. Ia melihat wajah Jelio yang sedang kebingungan.
Jelio juga melihat wajah lelaki tampan di depannya itu, dipenuhi luka memar dan juga matanya yang basah karena air mata.
“sekala kenapa?” tanya Jelio.
“sekala boleh cerita sama jelio?” tanya Sekala balik, Jelio mengangguk sebagai jawaban.
“maaf bikin jelio kaget, sekala juga gak tau kenapa tiba-tiba ada di depan kamar ini. sekala cuma butuh sandaran aja, sekala capek”
Jelio menatap mata Sekala, posisinya masih sama seperti tadi. Jelio yang bersandar di dinding dan Sekala yang berada di hadapannya.
“sekala capek, sekala ngerasa dunia gak adil. maaf kalo jelio mikirnya sekala cengeng, tapi jujur sekala capek. papah selalu bela ega, padahal disini sekala juga anaknya papah. daridulu papah gak pernah peduli sama sekala, papah selalu nyuruh sekala buat ngalah sama ega karena ega itu adiknya sekala”
Jelio merasa kasihan pada Sekala, dengan perlahan ia mengelus surai kehitaman milik pria tampan di hadapannya itu.
“sekala boleh capek kok, sekala juga boleh ngeluh. tapi jangan sampe punya pikiran kalo papah gak sayang sama sekala ya, papah pasti sayang kok sama sekala cuma dia bingung mau nyampeinnya kayak gini” ucap Jelio.
“tapi papah selalu peduli sama ega, papah selalu nyuruh sekala buat ngalah. termasuk ngalah buat perjuangin jelio” ucap Sekala membuat Jelio menghentikan elusannya.
“sekala, papah bener kok. jelio pacarnya segara, saudara kembarnya sekala. jadi jelio minta sekala lupain semua perasaan yang sekala punya buat jelio ya, jelio gak mau sekala sakit hati”
“tapi yang sekala mau cuma jelio”
“di luar sana banyak kok yang kayak jelio, yang suka sama sekala juga banyak tuh. sekala tinggal milih”
Sekala terdiam, keduanya saling menatap satu sama lain. Jangan lupakan kedua tangan Sekala yang masih menangkup pipi si manis.
Jelio menunduk, entahlah ia merasa malu saat ditatap oleh Sekala. Apalagi jantungnya yang berdetak kencang membuatnya semakin takut untuk menatap mata lelaki tampan di hadapannya ini.
“hey, look at me”
Jelio tetap menunduk. “sekala keluar ya, aku mau tidur”
“kalo jelio gak suka sama sekala, coba tatap mata sekala”
Jelio menggeleng, tangan kanan Sekala perlahan mengangkat dagu Jelio. Kedua manik hitam mereka bertemu kembali.
Jelio akui walaupun wajah Sekala dipenuhi oleh luka lebam, ketampanannya tidak berkurang. Sekala sangat tampan di mata Jelio.
Lelaki berambut hitam itu mendekatkan wajahnya ke arah Jelio, saling bertatapan lalu berkata “can i kiss you?” mata Jelio berkedip lucu. “enggak, aku taku-”
Belum sempat melanjutkan ucapannya, kini bibir Jelio sudah diserang oleh bibir Sekala. Lelaki yang sedikit lebih tinggi itu mencium Jelio dengan lembut, Jelio mencoba untuk melepaskan tautannya namun Sekala malah semakin menekan kepalanya untuk memperdalam ciumannya.
Ciuman Sekala sangat lembut membuat Jelio terbuai dan tanpa sadar membalas ciumannya, tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Sekala mengigit kecil bibir bawah Jelio, menyuruhnya untuk membuka mulut agar ia bisa memasukan lidahnya.
Takut ketahuan, Jelio menepuk pelan dada Sekala mencoba memberi kode untuk menghentikannya. Dengan begitu Sekala melepaskan ciumannya dan menatap Jelio yang sedang sibuk meraup udara yang berada di sekitarnya.
“i love you, jelio” bisik Sekala di telinganya.
Jelio terdiam, ia tak tahu harus bereaksi seperti apa. Jantungnya berdetak kencang, kakinya juga lemas.
“i know, you love me too”
“enggak”
“ssttt” Sekala menempekan satu jarinya di bibir Jelio yang basah karena saliva mereka, mengelus pelan bibir bawah Jelio.
“udah malem, tidur ya? sekala mau balik ke kamar. jangan mimpi indah, tidur nyenyak aja” ucap Sekala sembari mengusak rambut Jelio.
Saat Sekala sudah keluar dari kamar, Jelio menggigit bibir bawahnya. Menahan air matanya agar tidak keluar.