#bersih cw//kissing.


Jelio berlari kecil menuju pintu rumahnya hanya sekedar untuk bertemu dengan kekasihnya.

Segara terdiam saat melihat penampilan Jelio, wajahnya pucat dan kantung matanya besar.

“ayo masuk” ucap Jelio sembari menarik lengan Segara agar masuk ke dalam rumahnya.

Baik Segara maupun Jelio enggan membuka suara, membuat suara TV mendominasi di telinga mereka saat ini. Keduanya duduk terdiam di ruang tamu rumah Jelio.

“aku bawain ini buat kamu” Segara menyerahkan satu kotak cheesecake pada Jelio.

“m-makasih”

“aku kesini cuma mau kasih itu doang buat kamu, aku pulang ya”

Segara hendak berdiri namun Jelio menahan tangannya. “maaf”

“ega, maafin aku”

Jelio menunduk, sangat takut untuk sekedar menatap mata kekasihnya.

Namun perlahan lelaki itu berusaha mendongak, membuat Segara terkejut saat melihat hidungnya yang merah, air mata yang mengalir dari ujung matanya dan juga bibir yang bergetar. Kekasihnya, menangis.

“maafin aku ega, aku salah. ega boleh pukul aku”

Segara perlahan menangkup pipi Jelio, mengelus pipinya dengan lembut membuat kekasihnya sedikit lebih tenang.

“jangan nangis, ini salah sekala”

“tapi salah aku juga, aku mau mau aja dicium sama dia. ayo pukul aku ega, aku salah”

“aku gak mau main tangan, sayang. aku emang sakit hati, tapi setelah aku pikir-pikir ini juga salah aku. harusnya aku bilang dari awal kalo aku punya sodara kembar” ucap Segara panjang lebar.

“jadi, ega mau maafin aku?”

Segara tersenyum lembut dan mengangguk “jangan nangis lagi, ega gak suka liat jeli nangis”

“makasih ega, makasih. aku sayang kamu”

“aku juga sayang kamu, jelio. sayang banget”

Kedua manik mata mereka bertemu, Jelio berkedip pelan hingga Segara bisa lihat bagaimana bulu mata lentik kekasihnya membingkai mata indahnya.

Napas Jelio tercekat dan detik itu juga jantungnya berdetak kencang. Tangan Segara mengusap lembut bibir bawah Jelio dan berkata. “izinin aku buat bersihin bekas sekala”

Wajah Jelio memanas, ia mengerti apa yang dimaksud kekasihnya itu.

Mengangguk sebagai jawaban, Segara menyudutkannya ke samping. Membuat punggungnya menubruk pinggiran sofa berwarna coklat tua itu.

Segara perlahan mencium bibir pucat milik kekasihnya, Menyesap bibir atas dan bawah Jelio bergantian guna untuk menghilangkan bekas bibir saudara kembarnya itu. Dengan lidah lelaki yang lebih tinggi itu masuk mengabsen deretan gigi rapih nya, saling bergulat lidah menimbulkan suara-suara ecapan disana.

Segara melepaskan tautannya, mengelus lembut bibir Jelio yang basah karena salivanya. “udah ilang”

Segara dibuat terkejut saat Jelio menubrukkan tubuhnya ke arahnya, melingkarkan kedua lengannya di leher Segara. Menyembunyikan wajahnya sendiri di dada lelaki yang lebih muda beberapa bulan darinya itu.

“makasih ega, dan maaf buat yang kemarin”

Sebelah tangannya ia letakan di pinggang Jelio, sebelahnya lagi ia pakai untuk mengelus belakang kepala kekasihnya.

“gapapa, jangan diulang lagi ya”

Jelio mengangguk dalam pelukannya.

Jelio benci Sekala.