#salah cium cw // kissing.


Sekala berjalan santai menuju meja yang diduduki oleh si manis incarannya itu.

Berniat untuk meminta maaf karena sudah lancang mengambil fotonya diam-diam.

“ngeselin banget” ucap si manis saat Sekala sudah ada di hadapannya.

“maaf ya karena udah-” Sekala terkejut saat pria manis itu tiba-tiba berdiri dan menggenggam tangannya.

“ayo pulang, keburu hujan”

Sekala dibuat bingung dengan sikap pria mungil di sampingnya ini, teman-temannya pun malah bersorak riang saat Sekala ditarik oleh Jelio keluar dari kantin.

“kamu mau bawa saya kemana?”

“apaan sih ega saya-saya, biasanya juga watashi-watashi”

Sekala mengernyit, Ega? Segara maksudnya?

“kamu ngomong apa sih saya gak ngerti”

“jangan bercanda ega, aku masih degdegan karena liat rambut baru kamu. jangan bikin aku tambah degdegan sama gaya omongan kamu yang ngedadak kayak cowok dingin” ucap Jelio panjang lebar.

Sekala menyunggingkan senyumnya, pria mungil ini sepertinya kekasih Segara?

Dengan lancang, Sekala mengusak rambut Jelio “maaf ya sayang”

“diem, ayo pulang keburu hujan ish”

See? Si manis ini beneran pacarnya Ega.

“iya ayo pulang” Sekala menarik tangan Jelio, membawanya ke parkiran mobil.

“loh ega bawa mobil? biasanya motor”

“takut kamu kehujanan kalo bawa motor”

“biasanya juga walaupun hujan tetep bawa motor, kata kamu lebih romantis kalo sambil hujan-hujanan”

Sekala merasa gemas dengan sosok pria mungil di hadapannya ini, maka dari itu ia mencubit pipi Jelio.

“ishhh sakit ega”

“maaf, kamu lucu banget”

“ih yaudah ayo pulang, mendung nih”

Sekala dengan senang hati membukakan pintu untuk Jelio.

Perjalanan begitu sunyi karena tak ada obrolan disana, Jelio menikmati semilir angin yang masuk dari jendela yang dibiarkan terbuka sedikit. Diam-diam Sekala mengamati dari sudut matanya. Mengagumi wajah dari kekasih kembarannya itu.

“rumah kamu dimana?”

“huh?”

“rumah kamu dimana?” ulangnya.

“ega, kamu lupa rumah aku?”

Sekala meringis, melupakan fakta kalau sekarang ia sedang menyamar sebagai Segara.

“aku ambil jalur mobil, jadi aku lupa ini harus kemana lagi sayang”

“oh gitu”

Jelio yang begitu polos tidak menyadari bahwa yang berada di sampingnya itu bukanlah kekasihnya, memberi petunjuk jalan menuju arah rumahnya.

30 menit berlalu, mobil Sekala berhenti di depan rumah Jelio. Dia menarik rem tangan, mengubah posisi duduk menghadap si manis.

Jelio juga melakukan hal yang sama, keduanya tersenyum. Sekala mengulurkan tangannya, merapihkan rambut Jelio yang sedikit berantakan.

“sudah sampai”

Jelio mengangguk “aku pulang dulu ya, kamu hati-hati di jalan”

Saat Jelio akan membuka pintu mobil, Sekala menahan tangannya.

“kenapa?”

Sekala tidak menjawab, tangannya menangkup kedua pipi Jelio. Mencondongkan badan, lalu mengecup kening si manis.

Pipinya memanas, Jelio tahu kalau Segara sikapnya memang semanis ini tapi entahlah ia rasa hari ini sikap Segara sedikit berbeda.

“makasih, hari ini aku seneng banget bisa ketemu kamu”

Jelio mengangguk, tangannya mengelus punggung tangan Sekala yang masih berada di pipinya.

“samasama, aku juga seneng hari ini”

Manik kedua mata mereka bertemu, Diusap lembut pipi Jelio. Sekala mendekatkan wajahnya hanya untuk mencuri satu kecupan pada bibir si imut.

Jelio sedikit terkejut namun kemudian ia tertawa.

Sekala tidak bisa menahan rasa gemasnya, ia membawa bibir mereka kembali lagi bertemu.

Sebelum akhirnya menjadi lumatan lembut, wajah Jelio jelas sudah dalam rengkuhan tangan Sekala, sementara tangannya sendiri berada di depan dada sang dominan.

Sekala tersenyum disela-sela ciumannya, ibu jarinya menarik pelan dagu si manis mengisyaratkan agar Jelio membuka sedikit mulutnya untuk memberi jalan lidahnya masuk.

Tangan Jelio berpindah melingkari leher Sekala, menjambak pelan rambut hitam lelaki itu kala ia memperdalam ciumannya.

Kedua pasang mata itu sama-sama terpejam, menikmati setiap detiknya.

“Eunghh” satu lenguhan lolos, membuat Jelio terkejut karena ulahnya sendiri.

Keduanya membuka mata, Jelio buru-buru melepas tautan bibir mereka berdua.

Bukannya berhenti, Bibir Sekala malah turun menyusuri leher si manis. memberikan ciuman-ciuman serta lumatan kecil disana.

“eunghh ega, stop” ‍Satu tangan Jelio mendorong dada Sekala untuk menjauh. “jangan ya”

Sempat terdiam beberapa saat sebelum akhirnya Sekala mengangguk paham, ia kelepasan “maaf, maaf aku kelepasan”

“gapapa, aku pulang dulu ya. kamu hati-hati di jalan, jangan ngebut”

“iya”

“dadah”

Jelio keluar dari mobil Sekala dan berlari menuju rumahnya.

Sekala tak henti-hentinya tersenyum di dalam mobil, ternyata Segara jago juga dalam memilih pacar.