you still have me. cw//kissing.
Jalanan malam ini terlihat sedikit sepi, kendaraan yang berpapasan dengan mobil Elvano pun tak seberapa. Hening menyelimuti mereka.
Eksel memandang keluar, menatap jalanan di malam hari yang dihiasi oleh lampu-lampu kota. Elvano selalu melirik ke arah Eksel yang terlihat sedang tidak baik-baik saja.
Mesin mobil mati dan dilihat sekeliling luaran mereka yang begitu remang karena pencahayaan lampu sedikit memadai. Eksel menatap Elvano dengan heran akan maksud dari berhentinya mereka.
“aku liat kamu lagi gak baik-baik aja, masih kepikiran yang tadi ya? Kamu mau aku hajar Anya aja?” tanyanya pelan pada Eksel yang sejak tadi berdiam sembari menyalakan lampu kursi depan mobil.
“gapapa el, gak usah ya. masa cowok ngehajar cewek”
“dia udah kelewatan cel, gak sepantesnya dia kayak gitu”
“biar aku yang urus sendiri ya el, aku gak mau Anya makin benci sama aku garagara kamu sering marahin dia”
“emang kenapa? Anya tuh kalo didiemin malah makin menjadi loh nantinya”
“astaga el bawel banget sih, gapapa”
“kalo acel gapapa, kenapa daritadi diem aja?” tanya Elvano.
“acel lagi gak enak badan aja”
“bohong, kamu kayak lagi banyak pikiran”
“aku cuma takut, orang orang jauhin aku garagara aku anak pungut. aku takut gak punya temen lagi” ucapnya pelan.
“jangan terlalu dipikirin cel, apalagi sampe membenarkan kalo kamu itu anak pungut. keterlaluan banget mereka yang ngatain kamu kayak gitu. tante Ilene sama om Surya tulus ngerawat kamu sayang, kamu udah mereka anggap kayak anak kandung sendiri. jangan punya pikiran gitu lagi ya, aku sedih dengernya”
Eksel terdiam, ini pertama kalinya ia mendengar Elvano berbicara sepanjang itu.
Elvano meraih kedua tangan Eksel untuk ia genggam, kedua manik mata mereka bertemu. Elvano bisa melihat mata Eksel yang mulai berkaca-kaca.
“acel, kalo pun semua orang jauhin kamu dan gak mau jadi temen kamu lagi. don't worry, you still have me“
Elvano berusaha untuk menenangkan Eksel, namun pria yang lebih kecil darinya ini semakin terlihat gelisah.
“apa lagi yang kamu takutin?”
Eksel menggeleng. “jangan tinggalin aku ya el”
Elvano mengangguk, sulit mengalihkan pandangannya dari eksistensi kekasihnya di depan sana. Terlampau indah, bahkan untuk berkedip pun ia enggan, takut objek yang sedang ia pandangi akan hilang begitu saja.
Elvano mendekat, menipiskan jarak diantara keduanya sampai deruan napas si manis membelai lembut wajahnya.
Elvano pun memindahkan tangannya ke tengkuk Eksel, dan menariknya lebih dekat. Ia sapukan bibirnya ke bibir kekasihnya, sebuah kecupan lembut saling menyapa.
Eksel sangat menyukai ini, Eksel menyukai saat dimana Elvano mencium bibirnya. Ia bisa merasakan ketulusan hati dari pria yang lebih tinggi darinya itu.
Elvano tersenyum disela-sela ciumannya, menarik kekasihnya agar lebih dekat lagi, membawanya untuk semakin jauh berada dalam kehangatan rongga mulut masing-masing.
Keduanya terlihat sangat menikmati pergumulan itu, bibir yang saling melumat, lidah yang saling melilit. Ada rasa takut kehilangan dari keduanya membuat hisapan yang mereka berikan terlihat begitu sangat kacau.
Entah apa yang ada di pikiran Eksel saat ini. Karena detik selanjutnya ia menarik rambut Elvano agar dirinya semakin mudah untuk mencumbu bibir kekasih tampannya itu.
Elvano tersadar jika ciumannya saat ini semakin tak karuan. Eksel benar-benar sudah gila. Kepalanya ia goyangkan kekanan dan kekiri, mencari sisi lain dari bibir Elvano yang belum ia cicipi.
Eksel berharap semua pemikiran buruk yang ada di dalam kepalanya menghilang, berharap kalau ciuman ini bisa menyembuhkan luka yang terlalu lama dipendam.
Keduanya terengah saat Elvano akhirnya melepaskan tautan mereka, dahi masih saling menempel.
“hey, calm down” bisik Elvano.
“maaf” lirihan Eksel, matanya memejam saat merasakan bagaimana jemari Elvano mengusap pipinya pelan, membuatnya sedikit lebih tenang.
“aku udah bilang kan tadi, aku gak akan tinggalin kamu. acel, aku sayang banget sama kamu”
“janji ya?”
“huh?”
“janji jangan tinggalin aku, kamu harus selalu ada di sisi aku walaupun semua orang pergi ninggalin aku” Elvano tersenyum saat mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh kekasih mungilnya itu.
“janji sayang”
Eksel bisa bernafas lega sekarang, Elvano sudah berjanji tidak akan meninggalkannya. Jadi tidak ada yang perlu ia khawatirkan lagi bukan?