taman

-

Segara benar-benar hanya membawa Jiovariel ke taman rumah sakit.

Mereka hanya menikmati angin sore tanpa suara.

Jiovariel sibuk melihat-lihat bunga, sementara Segara sibuk membuat sesuatu.

“iel”

“iya kak ara?”

Segara memberikan sesuatu kepada Jiovariel, sebuah ranting yang ia jadikan sebagai mahkota.

“buat iel?” Segara mengangguk sembari memakaikannya di kepala Jiovariel.

“waaaa, makasih kak ara”

Segara hanya tersenyum, ia merasa bangga dengan hasil mahkota buatannya.

Jiovariel terlihat sangat cantik di matanya.

Cantik dalam artian terlalu indah, menurutnya.

Mereka dibuat panik saat hujan turun secara tiba-tiba.

Segara menarik tangan Jiovariel untuk diajaknya berlari menuju gazebo yang ada disana.

“hahahahaha” Jiovariel tertawa, menurutnya ini sangat menyenangkan.

Sesampainya di gazebo, Segara mengelus pipi Jiovariel. Ia takut Jiovariel kedinginan.

Tapi Jiovariel terus tertawa membuatnya bingung.

“iel kenapa ketawa terus?”

“iel seneng, ini seru banget kak ara”

Segara tersenyum senang melihat Jiovariel sebahagia ini.

Segara menatap mata Jiovariel, tangannya masih setia mengelus pipi Jiovariel dengan lembut.

Segara memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya, tindakan itu membuat Jiovariel berhenti tertawa.

Wajah mereka begitu dekat, Bahkan Jiovariel bisa merasakan nafas hangat dari lelaki lebih tua itu.

Segara menempelkan bibirnya, Jiovariel memejamkan matanya. Menerima semua debaran dan sengatan dari perbuatan Segara.

Lututnya lemas, Jiovariel berpegangan pada ujung jas putih yang dipakai Segara. Tidak erat, namun cukup terasa oleh Segara.

Di bawah derasnya hujan, mereka menyalurkan seluruh perasaannya disana.