salah paham


Hari ini Hazel menjadi pusat perhatian satu sekolah, rambutnya yang berubah dari hitam ke coklat gelap menjadi perbincangan disana.

“hazel nakal”

“kirain anak baik”

“tebar pesona banget”

Hazel bingung, emang apa salahnya jika mengecat rambut? Kayak yang dosa banget gitu.

“gak usah dipikirin” ucap Satria menenangkan.

“gak dipikirin kok”

“muka kamu gak bisa bohong”

“emang iya ya? kata kak hilmy juga mataku enggak bisa bohong”

“kamu polos banget sih hazel”

“kak hilmy juga bilang ajel polos”

Satria dibuat dongkol, Hazel selalu saja menyebut nama Hilmy di setiap obrolannya.

“hazel, bisa tolong ibu?” tanya sang guru di dekat pintu saat Hazel dan Satria melewati ruang guru.

“tolong apa ya bu?”

“tolong bawakan buku-buku di kelas 12 UPW 2 ya, ibu lupa tadi”

“saya saja yang ambilkan bu” ucap Satria.

“gapapa satria, ajel aja. satria ke kantin dulu gih keburu penuh”

“yaudah, kamu mau pesen apa?”

“samain aja kayak satria, ajel langsung ke lantai 3 ya”

Hazel berjalan sendirian menuju lantai 3, ia tak henti-hentinya menyapa kakak kelas yang berpas-pasan dengannya di koridor.

Pria mungil itu kaget saat melihat tumpukan buku yang banyak, tahu begini mending tadi minta tolong Satria saja.

Mau tak mau Hazel mengangkat semua buku itu sendirian.

Sebenarnya banyak sekali yang menawarkan diri untuk membantu Hazel, namun pria berambut coklat itu menolaknya. Takut ngerepotin.

Vianca diam-diam mengikuti Hazel dari belakang.

Dirasa sudah sepi, Vianca memberanikan diri untuk mendekati Hazel.

Terlalu ragu dengan rencana jahatnya, Vianca sampai tidak sadar jika Hazel menepi ke samping.

Dan yang terjadi adalah Vianca terjatuh dari tangga karena tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya.

“vianca!”

Satria berlari untuk melihat keadaan Vianca yang baru saja terjatuh dari tangga.

Wanita cantik itu tak sadarkan diri, darah mengalir dari ujung dahinya dan juga lututnya.

“pingsan, buruan bawa ke uks”

“kok bisa jatoh sih aca”

“kaget banget gue sumpah”

“didorong gak sih sama hazel”

“dendam kali tuh garagara dilaporin kalo dia ngecat rambut”

“gak banget deh hazel”

Bisik para siswa yang berada tak jauh dari tempat kejadian.

Satria mendengar itu semua namun bukan hal yang terlalu penting untuknya, ia segera menggendong Vianca untuk dibawa ke UKS.

Pria tinggi itu menatap sinis pada Hazel yang masih terdiam di dekat tangga.

Hazel tidak bergerak sama sekali dari tempatnya, ia masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi.