nemenin tidur


Hilmy tidak pergi untuk menemani Sheren, ia lebih memilih untuk menemani Hazel.

Chat dari Sheren pun ia abaikan, terlalu malas untuk berdebat. Nanti juga wanita itu akan luluh lagi padanya jika diberikan hadiah.

tok tok tok

“hazel?”

Tidak ada jawaban, Hilmy berpikir Hazel sudah tertidur tapi ia tetap membuka pintu kamar itu dengan pelan.

Gelap.

Kamar Hazel benar-benar gelap, anak itu tidak menyalakan senter di ponselnya.

Hilmy mengarahkan senternya pada ranjang, disana ia melihat gundukan selimut yang diyakini isinya adalah Hazel.

Suatu ide jahil muncul di kepala Hilmy, ia berjalan mengendap seolah-olah ia adalah penjahat.

Hilmy terkekeh pelan saat melihat gundukan selimut itu bergerak kecil, sepertinya Hazel sedang ketakutan di dalam sana.

Dengan jahil, Hilmy mengetuk-ngetuk meja yang terletak di sebelah ranjang milik Hazel.

“j-jangan culik ajel om, ajel makannya banyak” ucap Hazel dari dalam selimut, Hilmy tidak bisa menahan tawanya.

“culik anak lain aja om, ajel pasti ngerepotin nanti kalo udah diculik”

“hazel”

“eh?” Hazel sangat mengenali suara itu, ia langsung menyembulkan kepalanya sedikit untuk melihat apakah benar itu Hilmy atau bukan.

Ternyata benar, Hazel melihat Hilmy sudah berdiri di samping ranjangnya, pria tinggi itu juga sedang menertawakan dirinya.

“kak hilmyyy, gak lucu”

“hahahaha lucu banget reaksi lo”

“nyebelin banget sih”

“hahahaha j-jangan culik ajel om ajel makannya banyak” ledek Hilmy.

“kak hilmy mending pergi aja deh, ajel kesel sama kakak”

“beneran nih? emang berani di rumah sendirian? ntar ada om penculik terus ajel diculik terus ajel gak dikasih makan” ucap Hilmy menakut-nakutinya.

“kak hilmy kebiasaan deh suka nakut-nakutin ajel”

“gue gak nakut-nakutin lo, anak kecil kayak lo emang biasanya sering diculik”

“ajel gak mau diculik”

“ajel pasti diculik, soalnya ajel nakal”

“ajel enggak nakal”

“ajel nakal” ucapan Hilmy membuat Hazel menangis kencang.

“huaaaa ajel enggak nakal, ajel anak baik”

“lah kok nangis? eh jangan nangis dong”

“ajel enggak nakal kak hilmy, ajel anak baik”

Hilmy naik ke atas ranjang, ia mendekap tubuh Hazel. “iya iya ajel enggak nakal”

“tadi kak hilmy bilang ajel nakal”

“nakal kalo ajel gak dengerin hilmy”

“berarti kak hilmy gak akan bilang ajel nakal lagi kalo ajel nurut sama kak hilmy?” tanya Hazel, Hilmy mengangguk sebagai jawaban.

“kalo ada yang jahatin ajel, bilang ke hilmy ya? tapi sebelumnya ajel harus lawan dulu jangan diem aja kayak tadi. kalo ajel disiram, ajel harus siram balik ya?”

“gak mau, nanti ajel dosa”

Hilmy mengelus surai hitam yang sedikit kecoklatan milik Hazel, pria mungil ini bukan hanya polos namun ia juga berhati baik.

Kedua manik mata mereka bertemu, saling bertatapan satu sama lain. Terlihat dari sorot mata Hazel kalau ia saat ini sedang merindukan sosok Hilmy, kekasihnya di alastrine.

Berbeda dengan Hilmy, sorot matanya terlihat sedang mengagumi betapa indahnya paras pria mungil di hadapannya ini.

“kak hilmy, ngantuk” ucap Hazel sembari mengerjap-ngerjapkan matanya.

Hilmy terkekeh pelan melihat betapa gemasnya Hazel saat ini.

“bobo ya, hilmy temenin”

Hilmy mengulurkan tangan kirinya untuk dijadikan bantal, Hazel dengan senang hati menyenderkan kepalanya pada lengan kiri Hilmy.

Hilmy menatap Hazel yang sedikit demi sedikit sudah mulai menutup matanya, tangan kanannya tak henti-hentinya mengelus surai lembut milik Hazel.

Tak lama setelah Hazel tertidur, Hilmy pun ikut memejamkan matanya.

Malam itu, mereka berdua tidur bersama dengan memeluk satu sama lain.