kolam renang. cw//kissing.


Jarrel sudah menunggu Segara di pinggir kolam, ia tak sabar untuk berenang dan bermain air di dalam sana.

“kok belum nyebur?” tanya Segara mengejutkan Jarrel.

“kaget”

“kok kaget?”

“gapapa”

“ayo nyebur”

“ega duluan”

Segara terkekeh pelan, ia turun terlebih dahulu ke dalam kolam. “sini pah, gak dalem kok”

Kolam renang yang terletak di belakang rumahnya itu terlihat tidak dalam, hanya sebatas dada Segara saja. Namun jika Jarrel turun kesana sepertinya ia akan tenggelam.

“sini cepetan katanya mau berenang, malah begong”

“pegangin”

“iya”

Jarrel mengulurkan tangannya, Segara menggenggam tangan itu dan membawanya masuk ke dalam kolam.

“jangan dilepas”

“iya bawel”

Segara dengan sabar mengajarkan Jarrel cara berenang, namun pria yang lebih tua darinya itu sepertinya masih takut.

Dengan ide jahil yang muncul di kepalanya, Segara melepaskan genggaman tangannya sehingga membuat Jarrel tenggelam.

“ega!”

“hahahaha”

“ega! tolong!”

Segara menangkap tubuh Jarrel yang sedang kesusahan di dalam sana, melingkarkan kedua tangannya di pinggang Jarrel dan menariknya agar tubuh mereka menempel.

“hey, calm down” bisik Segara pada Jarrel.

Tangan Jarrel melingkar erat pada leher Segara. “jangan dilepasin lagi, aku takut tenggelam”

“maaf”

Untuk beberapa menit mereka hanya diam sambil berpelukan, menikmati keheningan yang nyaman.

Jarrel tersipu malu saat menyadari jika wajahnya dan wajah Segara sangat dekat, wajahnya begitu merah padam. Segara yang menyadari jika papah tirinya malu, malah semakin mendekatkan wajahnya, memaksa manik hitam itu untuk bertemu pandang. Segara sangat mengagumi wajah papah tirinya itu. Terlihat sangat manis, membuat Segara setiap harinya jatuh semakin dalam pada pesona Jarrel.

Jemari tangan Segara menyentuh dagu Jarrel. Mempertemukan kedua manik mata, Segara merasakan sesuatu di dalam pandangannya. Sesuatu yang indah, lembut dan tulus.

“boleh cium?”

Jarrel yang mendengar penuturan tiba-tiba dari Segara membuat detak jantungnya berkali-kali lipat lebih cepat. Pria yang lebih muda darinya itu menghunuskan pandangan tepat pada mata Jarrel yang menatapnya dengan tatapan polosnya.

“boleh gak?”

“b-boleh”

Segara tersenyum sembari mendekatkan wajahnya, kini bibir keduanya sudah menempel. Lelaki yang sedikit lebih tinggi itu mencium Jarrel dengan lembut. Awalnya Jarrel terkejut karena Segara benar-benar menciumnya, ia kira anak ini hanya bergurau.

Ciuman Segara begitu lembut membuat Jarrel terbuai dan tanpa sadar membalas ciumannya, tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Segara mengigit kecil bibir bawah Jarrel, menyuruhnya untuk membuka mulut agar ia bisa memasukan lidahnya.

Tangan Jarrel tiba-tiba meremas pelan rambut hitam milik Segara untuk memperdalam ciumannya. Kedua pasang mata itu sama-sama terpejam, menikmati setiap detiknya.

“Eunghh” satu lenguhan lolos, membuat Jarrel terkejut karena ulahnya sendiri.

Keduanya membuka mata, Jarrel buru-buru melepas tautan bibir mereka berdua.

Kini keduanya saling menatap manik satu sama lain, Jarrel mengutuk dirinya sendiri. Seharusnya ia tak melakuan ini, berciuman di dalam kolam renang dengan anak tirinya sendiri.

Tanpa sadar, Jarrel meneteskan air mata membuat Segara melepaskan pelukannya. Menangkup pipi Jarrel lalu menghapus air matanya.

“maaf”

Jarrel menggeleng. “kamu gak salah ega, gak perlu minta maaf”

“tapi ega udah lancang cium papah”

“ega enggak salah, akunya juga yang terlalu terbawa suasana”

“maaf”

“aku udah bilang, ega enggak sal-” ucapan Jarrel terputus karena Segara menyela.

“ega suka sama jarrel”

“huh?”

“ega suka sama jarrel, maaf”

“ega.. aku ini papah tiri kamu”

“aku tau, maaf. maaf karena perasaan ini tiba-tiba muncul gitu aja, aku juga gak ngerti awalnya gimana bisa suka sama kamu”

Jarrel tak bisa berkata-kata lagi, pengakuan pria di hadapannya ini terlalu mengejutkan dirinya.

“kenapa diem?” tanya Segara, Jarrel menggeleng sebagai jawaban.

“ega gak tau gimana soal perasaan kamu ke ega, tapi tadi.. kamu bales ciumannya, jarrel bales ciuman ega, berarti jarrel suka juga kan sama ega?”

“enggak, aku cuma suka sama mas hisyam”

“jangan bohong, kejadian tadi udah ngebuktiin kalo kamu juga suka sama ega”

Jarrel menggigit bibir bawahnya, ia sendiri bahkan bingung dengan perasaannya sekarang. Masih mencintai suaminya atau sudah mulai membuka hati untuk anak tirinya.

“kita bisa jalanin ini diem-diem kok, di belakang ayah. cukup aku sama kamu yang tau tentang hubungan kita”

“maksud kamu apa ega?”

“ayo pacaran”