Kenyataan.
Segara terbangun dari komanya, matanya sembab karena banyak mengeluarkan air mata.
“ega!”
Segara mengenali suara itu, suara teman-temannya dan juga suara ayahnya.
Tunggu.. Ayahnya?!
“ega kenapa nangis? mimpi apa?”
Segara menatap tajam ke arah seseorang yang bertanya itu, Hisyam.
“ngapain nanya-nanya? masih peduli?”
Hisyam mengernyit bingung, anaknya ini habis bermimpi apa sampai seketus itu padanya.
“gak sopan lo, bapak lo tuh”
“bukan bapak gue” ucap Segara mengejutkan semuanya.
“maksud kamu apa ega?”
“loh? anda sendiri yang bilang kalau saya bukan anak anda, anda mengadopsi saya dari panti asuhan buat dijodohkan dengan lily anak dari pengusaha kaya raya”
Segara mendengar gelak tawa dari teman-temannya, mengernyitkan dahi karena ia merasa bingung. Memang apa yang lucu?
Ia baru saja siuman dari komanya beberapa menit yang lalu namun Segara sudah dihadiahi satu sentilan pada dahinya.
“aduh sakit!”
“lagian ngomongnya ngelantur banget, abis mimpi apaan sih? ayah sakit hati loh ega bilang bukan anak ayah”
“loh? kan anda yang bilang sendiri saya bukan anak kandung anda gimana sih masa lupa”
“sia koma sebulan malah makin konstlet aja tuh otak” ucap Haikal membuat Segara semakin bingung.
“ayah gak tau apa yang ada di mimpi ega, tapi ayah cuma mau bilang kalo ega itu anak kandung ayah”
Segara terdiam, ayahnya tidak sedang bersandiwara kan? jelas-jelas ia sendiri yang mengatakan jika Segara bukan anak kandungnya. Dan ia juga yang sudah menyebabkan Segara kecelakaan.
“gue kecelakaan garagara apa sih?” tanya Segara pada Haikal.
“mobil lo nabrak pohon”
Benar, Segara ingat betul tentang mobilnya yang menabrak pohon.
“terus ayah loncat kan dari mobil makanya yang celaka cuma gue?”
Pertanyaan Segara membuat semua orang yang berada disana terdiam.
“kenapa diem?”
“lo nyetir sendiri ega, pas mau jemput ayah lo di kantor”
Hisyam tidak mengeluarkan suara lagi, hatinya sakit saat mendengar penuturan Segara yang tidak mau dianggap anak lagi olehnya.
Segara mengedarkan pandangan ke sekitar ruangan, mencari seseorang yang sangat ia rindukan.
“nyari siapa?”
“jarrel, mana jarrel?”
“hah? jarrel siapa?”
Segara mengernyit, sandiwara mereka ternyata keren juga.
“jarrel, pacar gue”
“ega sejak kapan punya pacar? kok gak dikenalin ke ayah?”
Segara terkejut, kenapa ayahnya bertanya seperti itu? Harusnya ia marah karena Segara baru saja mengenalkan papah tirinya sebagai pacarnya.
“udahan dong ektingnya, ekting kalian keren kok” ucap Segara putus asa.
“yang ekting daritadi kan sia monyet” balas Raka.
“sekali lagi gue tanya, jarrel mana?”
“gak tau, lo gak pernah ngenalin jarrel ke kita”
“sering anjir, jarrel itu papah tiri gue. kan nikah tuh sama bapak hisyam”
Hisyam terkejut dan dengan refleks memukul pelan kepala Segara. “hush! mana ada ayah nikah lagi”
“hah? ayah kan nikah lagi sama jarrel, anak cakep yang umurnya 5 tahun lebih muda dari ega”
Cubitan keras Segara terima di lengan kanannya. “aaaaa, ayah sakit!”
“lagian ngomongnya aneh banget, mana ada ayah nikah lagi. ayah gak minat buat nikah lagi ega, apalagi sama yang lebih muda aduhhh teuing ah lieur“
“belegug da si ega mah”
“mimpi yang konyol”
Segara terdiam, berarti selama ini ia hanya bermimpi?
Sosok Jarrel yang selama ini ia cintai ternyata tidak ada?