egazel.


Hazel dibuat terkejut saat melihat pemandangan di hadapannya saat ini, ayahnya sedang memukuli Segara tanpa henti. Ia juga melihat teman-temannya ada disana, hanya terdiam melihat Segara yang sedang dipukuli habis-habisan. Bahkan Hazel melihat Zetta yanng sedang menangis di dalam pelukan Winna.

“ayah! udah yah jangan pukulin ega lagi” cegahnya.

Theo tidak mendengar perkataan anaknya, ia masih belum puas untuk memukuli wajah Segara.

“ayah! udah! kasian ega yah”

Hazel tak tega melihat keadaan Segara saat ini, wajahnya penuh luka lebam dan hidungnya mengeluarkan darah. Hazel juga ingat, tangan dan kaki Segara masih belum sembuh. Hazel takut Segara akan mati di tangan ayahnya. Kalau Segara mati nanti Hazel nikah sama siapa? Pikirnya.

Terlalu larut dalam pemikirannya sendiri, Hazel sampai tidak sadar kalau Theo sudah berhenti memukuli Segara.

“kok udahan om?” tanya Raka.

“sakit pinggang, udahan ajalah” jawab Theo sembari memegang belakang pinggangnya.

“yaaaah” terdengar kekecewaan yang keluar dari mulut Hilmy, Zidan dan Agil.

Segara tergeletak lemas di lantai, Hazel mendekat ke arahnya sembari mengacungkan jari telunjuknya. “ega ini berapa?”

“tiga” jawab Segara lemas, rasanya ia ingin menutup mata saja.

“ega jangan mati dulu, lo belum lamar ajel” ucap Seno.

“iya anjir jangan mati dulu, lamar dulu aja. kalo udah dilamar baru lo boleh mati” saut Haikal yang langsung dihadiahi lemparan sepatu dari Hazel.

“ega gak akan mati, kalo ega mati ajel mati juga”

“serius? ajel mau mati bareng ega?” tanya Segara.

“enggak sih” jawab Hazel.

Segara menghela nafas, dengan susah payah ia merogoh sesuatu dari saku celananya.

“mau!” ucap Hazel dengan tiba-tiba.

“belom!” bentak teman-temannya.

“oh belom”

Segara membuka kotak berwarna hitam yang berisi sebuah cincin.

“kaget dong jel” ucap Haikal karena tidak melihat ekspresi bahagia dari raut wajah Hazel.

“ohiya” Hazel menutup mulutnya dengan kedua tangannya. “omaigattt egaaa”

“maaf ya kemarin ega bilang ega belum siap buat nikahin ajel karena ega harus pergi keluar kota, tapi untungnya ega gak jadi pergi. jadinya sekarang ega bisa lamar ajel”

Segara berusaha untuk bangkit dibantu oleh Hilmy dan Raka, lelaki yang wajahnya sudah dipenuhi luka itu berlutut di hadapan Hazel.

“ega sayang banget sama ajel, ega gak mau kehilangan ajel buat yang kedua kalinya. so.. will you marry me?”

“terima! terima!”

“jangan diterima jel”

“jel mending sama aku aja”

“terima anjir buruan gue ngantuk”

Ucapan yang terlontar dari mulut teman-temannya membuat Hazel tertawa.

“gimana?”

“iya, ajel mau nikah sama ega”

Hazel langsung menubrukkan tubuhnya ke dada lelaki jangkung itu, membuat Segara meringis kesakitan.

“maaf”

“gapapa”

“udah yuk pulang pulang”

“pulang gaes”

Ya begitulah lamaran yang sangat romantis dan sangat mengharukan.